MetamorphoSelf
Bentuknya bulat, warnanya putih kau
mungkin bisa menemukannya pada alat pembuat makanan alami dimuka bumi yang
biasa disebut daun, 3 hari ia bertahan dalam persembunyiannya itu ia keluar dan
panggil dia Larva. Kau tahu bagaimana larva itu? Ia kecil, menjijikkan, mungkin
orang biologi bisa menyebutkan ciri-cirinya mempunyai rambut, duri, tuberkel
atau filamen dan bla bla bla. Entah siapalah yang sangat kejam menjadikan
makhluk mungil ini sehingga ia sangat diabaikan oleh dunia.
Coba tanya pada diri kalian, pernah tidak kalian
menghargai kehidupan dari larva mungil ini? dia adalah makhluk yang paling
tidak egois di dunia ini. Ketika lahir, ia bahkan hanya memakan cangkangnya,
tempat ia berlindung selama 3 hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia sangat
jijik menerima keberadaannya, tidak ada makhluk yang sudi menyentuhnya bahkan
manusia sendiri akan berteriak merasa geli ketika di dekatkan pada makhluk ini.
Benar bukan?
Tapi apa yang
ia lakukan? ia terus bertahan sebisanya, menembus segala permukaan yang ada,
kasar ataupun halus tubuh lunaknya tak peduli ia terus bergerak mencoba
bertahan hidup ditengah kerasnya kehidupan. Ia tak peduli seberapa kejam dunia mencelanya
ia hanya memakan apa yang alam sediakan untuknya, ia terus berusaha bertahan
hidup, ketika ia lelah oleh kerasnya duri yang ia lewati, ketika ia punya
kesempatan ia hanya mampu berganti kulit sekedar untuk meringankan sakit yang
ia derita.
Hingga tiba saatnya, akan berhenti makan, berjalan
mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun
dengan anyaman benang yang sederhana. Bukan karena ia lelah. Ia hanya
mempersiapkan diri untuk berkarya dalam diam ditempat yang kokoh yang ia buat
sendiri. Tak perlu waktu bertahun-tahun untuk berkarya duniapun tak akan tahu
apa yang terjadi dalam kepompong. Dan… merangkaklah ia ke atas sehingga
sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan
mengembang secara normal dan kepakan pertama itu membuat sayapnya mengering, mengembang
dan kuat, sayapnya akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan
terbang. Kupu-kupu tidak lama hidup paling lama seminggu ia akan mati
meninggalkan generasi-generasi berproses berikutnya.
Dari metamorfosis itu, kita tidak akan menemukan
makna yang luar biasa ketika kita berfikir yang biasa-biasa saja, coba berfikir
secara cemerlang. Melihat bukan hanya proses yang biasa kita nyanyikan sewaktu
kecil. Sekedar telur-telur ulat-ulat kepompong kupu-kupu bla bla bla.. tapi ada
secarik makna yang biasa kita rangkaikan. Secarak makna mengubah bukan hanya
fisik saja. Tapi juga self.
Kita tidak memerlukan kisah yang rumit dalam mencari
makna hidup ini. Karena terkadang makna hidup yang sebenarnya berproses di alam
tinggal kita saja yang harus mampu mengolah pemikiran cermerlang kita. Hal yang
sederhana mamu menjadi cemerlang apabila kita mampu memikirkannya secara
cemerlang dan hal yang istimewa bisa terlewatkan begitu saja ketika kita
berfikir secara biasa biasa saja.
Berbicara masalah proses atau dalam tulisan ini kita
panggil saja metamorfosis. Sudah dijelaskan bukan bagaimana kehidupan kupu-kupu
itu berproses. Dari tulisan ini bukan untuk menjelek-jelekkan orang yang tak
peduli larva tapi ia hanya menampilkan bagian dari proses sebenarnya.
Proses yang dialami oleh seekor larva ketika didunia
ini. Proses itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, proses itu tak
semulus melintasi jalan tol. Proses butuh komitmen dan proses butuh
pengorbanan. Proses tidak diperuntukkan untuk orang-orang yang merasa dirinya
baik tapi proses diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin menjadi lebih baik.
Dan proses yang sesunggunya adalah ketika diri kita mengalami sebuah perubahan,
perubahan yang tentu saja menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan
ketika diri kita mampu menerima apa adanya karena ulat takkan pernah
mengeluhkan batang-batang daun ia akan terus menggeliat semampunya sebisanya.
Saya berharap ada berjuta makna yang mungkin dapat ditarik sendiri. Intinya
let’s Metamorphoself ! dari kemarin (Sarah
Al-Mustanirah/ Mutmainnah Salam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar